Budaya Siber
Media siber merupakan media baru yang tumbuh seiring dengan perkembangan kemajuan tekologi internet. Kemudahan penggunaan internet menjadikan media sIber semakin berkembang. Perkembangan internet dan hadirnya media siber merupakan sebuah hubungan baru antara media dan khalayak. Sebelumnya media tradisional menempatkan khalayak hanya sebagai penerima terpaan media. Pada media siber, khalayak memiliki otoritas dalam membangun teks serta memiliki keleluasaan untuk mentransformasikan dirinya.
Dalam perspektif budaya siber, internet merupakan ruang dimana kultur yang terjadi diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi. Sifat dasar perspektif ini menghilangkan batasan ruang, tempat, maupun demografis. Posisi khalayak tidak lagi terpisah antara menjadi konsumen atau produsen di media sibet. Di media siber, khalayak bisa menjadi keduanya sekaligus.
Budaya siber adalah budaya yang muncul dari
penggunaan jaringan internet. Budaya Siber juga mencakup tentang berbagai
fenomena sosial yang berkaitan dengan internet dan bentuk-bentuk baru
komunikasi jaringan lainnya, seperti komunitas online, game multiplayer online,
jejaring sosial, texting, dan segala hal yang berkaitan dengan identitas,
privasi, dan pembetukan jaringan. Budaya pada dasarnya muncul dari proses
interaksi antar individu. Manifestasi dari cyberculture meliputi berbagai
interaksi manusia yang dimediasi oleh jaringan komputer. Hal-hal tersebut
mencakup aktivitas, kegiatan, permainan, tempat dan metafora, dan termasuk
basis beragam aplikasi. Beberapa didukung oleh perangkat lunak khusus dan
bekerja pada protokol web umum diterima.
Salah satu contoh dari cyberculture adalah E-Commerce. E-commerce merupakan suatu proses transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dalam membeli dan menjual berbagai produk secara elektronik dengan menggunakan jaringan elektronik terutama internet. Hingga saat ini terdapat 5 e-commerce yang paling banyak dikunjungi, yaitu Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan Blibli.
Budaya belanja online sebenarnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ditambah sejak adanya pandemi Covid-19, kita tidak diperbolehkan untuk bepergian dan berkerumunan. Adanya belanja online ini justru memberikan kita keuntungan agar tetap bisa melakukan transaksi jual beli dari rumah. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh e-commerce, kita bisa dengan mudah mendapatkan barang yang kita inginkan. Semua barang yang ada pun lengkap. Kita hanya duduk manis, membuka aplikasi E-Commerce, mencari barang yang diinginkan, membayar dan menunggu barang itu sampai ditangan kita.
Disamping kemudahan yang didapatkan dari e-commerce, membeli barang secara online juga memiliki banyak risiko. Dalam platform e-commerce, yang kita lihat hanyalah gambar dari produk yang dijual. Karena setiap barang yang kita lihat belum tentu sesuai dengan ekspektasi kita.
Contoh Kasus : Beli iPhone 11 Seharga Rp8 Juta, Barang yang Datang Cuma Case
sumber : indozones.id
Komentar
Posting Komentar